Judul : Jentera Langit Tenggara Penulis : Hesty Susanti, Michael Binuko Penerbit : Tel-U Press Tahun : 2024 Halaman : 88 Genre : Fiksi Rating : *****
Buku puisi memiliki daya tarik tersendiri dalam dunia sastra, menyuguhkan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat bagi para pembaca dengan beragam ekspresi dan emosi yang tertuang didalamnya. Puisi dan sastra adalah seni yang memikat, memukau, dan merangsang imajinasi. Mereka adalah karya-karya yang menjelma dari imajinasi, pengalaman, dan refleksi penulis, di mana setiap kata dan kalimatnya merupakan lukisan-lukisan kata yang indah. Ketika puisi dan sastra dikombinasikan dengan unsur seni dan desain, mereka menjadi sebuah karya yang lebih dari sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah karya seni yang menggugah hati dan pikiran.
Buku puisi dan sastra seringkali menjadi wadah bagi penulis untuk menuangkan segala emosi, pemikiran, dan pengalaman mereka. Dalam karya-karya ini, pembaca diajak untuk merenung dan menghayati setiap bait puisi atau prosa yang dihadirkan dengan keindahan bahasa yang unik. Namun, ketika unsur seni dan desain turut hadir dalam sebuah kumpulan puisi, maka buku tersebut menjadi lebih dari sekadar kumpulan kata-kata yang terpilih. Seni ilustrasi yang memperkaya setiap halaman, layout yang estetis, dan desain yang menarik dapat mengubah pengalaman membaca menjadi sebuah perjalanan visual yang mempesona.
Kumpulan puisi dan sastra yang dilengkapi dengan ilustrasi yang menawan memiliki daya tarik tersendiri. Ilustrasi tidak hanya sekadar menghiasi halaman-halaman buku dan konten, tetapi juga menjadi bagian integral dari pengalaman membaca, menggambarkan dan memperkuat makna yang tersirat dalam setiap bait puisi. Desain yang dipilih dengan cermat dapat meningkatkan estetika buku serta menambah dimensi baru dalam menikmati karya-karya sastra. Salah satu contoh buku yang memadukan kedua unsur tersebut ialah buku Jentera Langit Tenggara”
Buku "Jentera Langit Tenggara" merupakan sebuah kumpulan puisi dan ilustrasi yang menghadirkan perjalanan batin seorang penulis yaitu Hesty Susanti dalam masa transisinya dari negeri perantauan kembali ke tanah air. Melalui lima puluh enam puisi, pembaca diajak untuk merenungkan kerinduan penulis akan tanah perantauan beserta petualangannya untuk menggenggam kembali akar asalnya. Ilustrasi goresan tangan Michael Binuko yang menyertai setiap puisi menjadi pelengkap yang menghidupkan suasana dalam karya ini.
Buku ini memiliki kelebihan diantaranya: